loading...
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK DAN HUBUNGANNYA DENGAN PSIKOLOGI
Nah, ketemu lagi dengan Ahli Artikel. Kali ini Ahli Artikel akan memberikan artikel tentang Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi. Untuk lebih lanjutnya, silahkan baca penjelasannya di bawah ini.
Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi
Manusia adalah mahluk sempurna yang memiliki jasmani dan dilengkapi dengan jiwa. Jiwa memiliki emosi yang terwujud dalam berbagai rasa (taste).
Jiwa adalah suatu perwujudan daya hidup rohani yang berbentuk abstrak, jiwa menjadi penggerak dan pengatur dari semua perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala jiwa, yaitu apa yang dapat dilihat dan dirasakan yang berbentuk tingkah laku sehari-hari. Psikologi mempelajari gejala jiwa karena jiwa tersebut tidak memiliki bentuk atau tidak dapat terlihat.
Perbedaan-perbedaan individu yang tidak begitu mudah diukur, tetapi sering menjadi suatu karakteristik atau sifat individu yang mudah dilihat, itulah yang kita namakan sebagai watak (character) dan kepribadian (personality).
Mempelajari watak dan kepribadian berbagai manusia, berarti mempelajari berbagai macam jenis watak kepribadian manusia yang begitu banyak ragam jenisnya. Douglas Mac Gregor dalam teori X dan Y nya membagi manusia menjadi (1) manusia yang perlu dorongan, dan (2) manusia yang memiliki inisiatif.
Untuk mempelajari bagaimana manusia terdorong untuk bertindak (motivasi kepribadian) Abraham Maslow mengetengahkan, bahwa ada suatu ilmu kebutuhan yang dapat mengetahui sebab mengapa manusia melakukan sesuatu. Seseorang yang sedang membutuhkan sesuatu relatif lebih mudah untuk dipengaruhi atau dengan kata lain mudah untuk mengetahui motivasi kerja orang tersebut. Kebutuhan yang dimaksudkan bukan hanya terbatas pada benda-benda materi saja, tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Abraham Maslow, dibagi sebagai berikut:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisik (Physiological Needs)
2. Kebutuhan-kebutuhan agar selalu aman (Savety Needs)
3. Kebutuhan-kebutuhan untuk bermasyarakat (Social Needs)
4. Kebutuhan-kebutuhan untuk dihormati (Esteem Needs)
5. Kebutuhan-kebutuhan untuk diakui perwujudan dirinya (Self Actualization Needs).
Para pakar psikologi telah menyumbangkan berbagai pendapat mereka tentang naluri, emosi, dan kebiasaan individu, dan tentang kejiwaan seseorang. Pengetahuan terhadap faktor kejiwaan seseorang, dapat menjelaskan seluruh tingkah laku dan sikap seseorang tersebut. Sehingga melalui psikologi dapat diadakan penelitian terhadap terbentuknya para administrator publik (kepemimpinan) pendapat umum, propaganda, partai politik, dan gejala-gejala timbulnya suatu revolusi.
Psikologi sangat diperlukan di mana pun dan kapan pun diadakan penelitian administrasi publik secara ilmiah. Hal ini lah yang memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara ilmu administrasi publik dengan psikologi. Bahkan lebih jauh dari itu, diperlukan penggabungan antara keduanya untuk mengkaji bagaimana memotivasi masyarakat agar tunduk dan rela berkorban demi kepentingan negara.
Itulah sebabnya mengapa kedua disiplin ilmu ini menjadi dasar dari kepemimpinan.
Demikianlah penjelasan artikel yang berjudul Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi. Semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
SELAMAT BELAJAR. . . . .
Sumber: Buku Ilmu Administrasi Publik, oleh Inu Kencana Syafiie-Djamaludin Tandjung-Supardan Modeong, Rineka CIPTA (1999).
Nah, ketemu lagi dengan Ahli Artikel. Kali ini Ahli Artikel akan memberikan artikel tentang Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi. Untuk lebih lanjutnya, silahkan baca penjelasannya di bawah ini.
Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi
Manusia adalah mahluk sempurna yang memiliki jasmani dan dilengkapi dengan jiwa. Jiwa memiliki emosi yang terwujud dalam berbagai rasa (taste).
Jiwa adalah suatu perwujudan daya hidup rohani yang berbentuk abstrak, jiwa menjadi penggerak dan pengatur dari semua perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior)
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala jiwa, yaitu apa yang dapat dilihat dan dirasakan yang berbentuk tingkah laku sehari-hari. Psikologi mempelajari gejala jiwa karena jiwa tersebut tidak memiliki bentuk atau tidak dapat terlihat.
Perbedaan-perbedaan individu yang tidak begitu mudah diukur, tetapi sering menjadi suatu karakteristik atau sifat individu yang mudah dilihat, itulah yang kita namakan sebagai watak (character) dan kepribadian (personality).
Mempelajari watak dan kepribadian berbagai manusia, berarti mempelajari berbagai macam jenis watak kepribadian manusia yang begitu banyak ragam jenisnya. Douglas Mac Gregor dalam teori X dan Y nya membagi manusia menjadi (1) manusia yang perlu dorongan, dan (2) manusia yang memiliki inisiatif.
Untuk mempelajari bagaimana manusia terdorong untuk bertindak (motivasi kepribadian) Abraham Maslow mengetengahkan, bahwa ada suatu ilmu kebutuhan yang dapat mengetahui sebab mengapa manusia melakukan sesuatu. Seseorang yang sedang membutuhkan sesuatu relatif lebih mudah untuk dipengaruhi atau dengan kata lain mudah untuk mengetahui motivasi kerja orang tersebut. Kebutuhan yang dimaksudkan bukan hanya terbatas pada benda-benda materi saja, tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Abraham Maslow, dibagi sebagai berikut:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisik (Physiological Needs)
2. Kebutuhan-kebutuhan agar selalu aman (Savety Needs)
3. Kebutuhan-kebutuhan untuk bermasyarakat (Social Needs)
4. Kebutuhan-kebutuhan untuk dihormati (Esteem Needs)
5. Kebutuhan-kebutuhan untuk diakui perwujudan dirinya (Self Actualization Needs).
Para pakar psikologi telah menyumbangkan berbagai pendapat mereka tentang naluri, emosi, dan kebiasaan individu, dan tentang kejiwaan seseorang. Pengetahuan terhadap faktor kejiwaan seseorang, dapat menjelaskan seluruh tingkah laku dan sikap seseorang tersebut. Sehingga melalui psikologi dapat diadakan penelitian terhadap terbentuknya para administrator publik (kepemimpinan) pendapat umum, propaganda, partai politik, dan gejala-gejala timbulnya suatu revolusi.
Psikologi sangat diperlukan di mana pun dan kapan pun diadakan penelitian administrasi publik secara ilmiah. Hal ini lah yang memperlihatkan hubungan yang sangat erat antara ilmu administrasi publik dengan psikologi. Bahkan lebih jauh dari itu, diperlukan penggabungan antara keduanya untuk mengkaji bagaimana memotivasi masyarakat agar tunduk dan rela berkorban demi kepentingan negara.
Itulah sebabnya mengapa kedua disiplin ilmu ini menjadi dasar dari kepemimpinan.
Demikianlah penjelasan artikel yang berjudul Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi. Semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
SELAMAT BELAJAR. . . . .
Sumber: Buku Ilmu Administrasi Publik, oleh Inu Kencana Syafiie-Djamaludin Tandjung-Supardan Modeong, Rineka CIPTA (1999).
Gambar tentang Ilmu Administrasi Publik Dan Hubungannya Dengan Psikologi |
loading...