loading...
KISAH NABI IBRAHIM AS
Kali ini, saatnya pembahasan artikel yang akan mengulas tentang Kisah Nabi Ibrahim As. Agar kita bisa memahami dan meneladani kehidupan-kehidupan Nabi-nabi, terutama Nabi Ibrahim As, langsung saja kita baca dan simak baik-baik penjelasan artikel tentang Kisah Nabi Ibrahim As di bawah ini.
Kisah Nabi Ibrahim As
Kisah Nabi Ibrahim As| Nabi Ibrahim anak Azar, keturunan Sam bin Nuh. Ayahnya tukang membuat patung yang dijadikan sesembahan mereka. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 sebelum Masehi, di negeri Mausul pada zaman raja Namrud. Nabi Ibrahim adalah seorang Rasul Allah SWT yang diutus kepada satu kaum di Negeri Irak yang dikuasai oleh raja Namrud.
Raja Namrud adalah seorang raja uang, dan memerintah tanpa undang-undang. Ia seorang raja yang kejam dan mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan. Kaum raja Namrud semuanya menyembah berhala. Sedangkan Nabi Ibrahim mengajak mereka untuk menyembah Tuhan yang sebenarnya.
Nabi Ibrahim dari mulai kecilnya sudah terpelihara dari segala macam syirik dan maksiat. Hidayat Allah SWT telah mempengaruhi jiwa Nabi Ibrahim, sehingga patung-patung, arca-arca yang menjadi sesembahan mereka, menimbulkan persoalan di dalam hati Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim selalu termenung, dan timbullah pertanyaan dalam hatinya: “kenapa ini yang disembah, padahal tak dapat mendengar dan melihat, apalagi menghidupkan dan mematikan?” Benarkah inilah tuhan? Siapakah yang membuatnya?
Siang malam Nabi Ibrahim mencari Tuhan dengan akalnya, mencari Tuhan yang sebenar-benarnya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al Qur’an surah Al An’am ayat 76-79, yaitu:
“Ketika hari sudah malam, Ibrahim melihat bintang, katanya: “Inilah Tuhanku? Tetapi setelah dilihatnya bintang terbenam, ia berkata: “Aku tidak akan ber Tuhan terhadap sesuatu yang terbenam.”
“Sesudah itu ia melihat pula akan bulan purnama raya yang memancarkan cahayanya yang gilang gemilang, iapun berkata: “Inilah Tuhanku?” Tetapi setelah bulan itu lenyap, maka lenyap pula pendapatnya ber-Tuhan kepada bulan itu, serta berkata: “Kalau tidak Tuhanku yang sebenarnya yang menunjuki tentu aku menjadi sesar.”
Pada waktu siang, kelihatan pula olehnya matahari (yang lebih besar dan bercahaya daripada apa-apa yang ia lihat sebelumnya), maka Nabi Ibrahim pun berkata: “Oh, inilah Tuhanku yang sebenarnya, inilah yang paling besar”. Tetapi setelah matahari terbenam Nabi Ibrahim berkata: “wahai kaumku! Aku tidak mau memperserikatkan Tuhan seperti kamu. Aku hanya ber-Tuhan kepada yang menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas dan aku sekali-kali tidak mau mempersekutukan-Nya”.
Demikianlah Nabi Ibrahim As mencari Tuhan dengan mempergunakan akal fikirannya, dengan memperhatikan alam sekitarnya
.
Setelah Nabi Ibrahim As memulai melakukan dakwahnya menyiarkan Agama Allah, Nabi Ibrahim As berani membersihkan kepercayaan-kepercayaan yang tidak benar, juga Nabi Ibrahim berani menghancurkan berhala-berhala yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberikan kemadlarratan.
Suatu hari kaumnya mengadakan upacara agama mereka. Mereka keluar kampung bersama raja Namrud dan kampungnya ditinggalkan kosong, kecuali Nabi Ibrahim As yang ditinggalkan.
Nabi Ibrahim As pergi ke rumah berhala mereka, lalu dipecahkannya seluruh berhala itu satu persatu. Ditinggalkannya berhala yang besar. Kemudian dikalungkannya kampak pada leher berhala yang besar itu, kemudian Nabi Ibrahim As pergi.
Ketika mereka pulang ke kampung, mereka langsung menuju ke rumah berhala-berhala itu, mereka melihat berhala-berhala itu telah hancur. Maka tanpa pikir panjang tuduhan langsung mereka jatuhkan kepada Nabi Ibrahim As sebagai pelaku yang menghancurkan berhala-berhala itu.
Raja Namrud marah kepada Nabi Ibrahim As, kemudian bertanya: “Wahai Ibrahim, engkaulah yang menghancurkan semua berhala ini”?
Nabi Ibrahim As menjawab: “Bukan, tetapi dipecahkan oleh berhala-berhala yang besar, buktinya kampaknya masih berada di leher berhala besar itu.”
Raja Namrud tambah marah, seraya berkata: “ Mana bisa berhala-berhala itu melakukan hal yang seperti itu?”
Kata Nabi Ibrahim As selanjutnya: “ Kalau berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa, mengapa engkau sembah berhala itu?”
Amat murkalah raja Namrud itu, maka disuruhlah mereka untuk membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim As.
Kemudian Nabi Ibrahim As dibakar dan selama Nabi Ibrahim As di bakar beliau tidak merasakan panasnya api.
Friman Allah kepada api sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Anbiya ayat 69, yaitu:
“Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim.”
Maka selamatlah Nabi Ibrahim As dari api itu. Dan ia merasa dingin saja Setelah api padam Nabi Ibrahim As pulang, tidak lama kemudian Nabi Ibrahim As pindah ke negeri Kan’an (Palestina), dan di sanalah Nabi Ibrahim As menyampaiakan ajaran agamanya kepada manusia.
Kisah Nabi Ibrahim As Menyeru Kepada Ayahnya:
Nabi Ibrahim As selalu menyeru dan mengajak ayahnya agar beriman kepada Allah, dan segera bertaubat, sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al Qur’an surah Maryam ayat 41-45, yaitu:
“ Sesungguhnya ia seorang Nabi yang benar. Ketika ia berkata kepada bapanya, Ya bapaku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tiada mendengar dan tiada melihat dan tiada bermanfaat kepada engkau sedikit juga?
Ya bapaku, jangan engkau sembah syaithan, sesungguhnya syaithan itu durhaka kepada Allah.
Ya bapakku, sesungguhnya aku takut kepada siksaan Allah SWT yang akan menimpa engkau; maka adalah engkau berteman dengan syaithan di dalam neraka.”
Kemudian ayahnya menjawab,sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an dalam surah Maryam ayat 46:
“Adakah engkau benci kepada (patung-patung) sesembahanku , ya Ibrahim? Ingatlah jika engkau tidak berhenti menghina Tuhanku, niscaya aku akan melempar (menyiksa)mu dan pergilah engkau dari sini selama-lamanya.”
Sejak itulah beliau pindah ke Kan’an (Palestina) dan di sanalah beliau berumah tangga sampai mendapat keturunan.
Nabi Ibrahim As mempunyai dua orang istri, istri yang pertama bernama “Sitti Sarah”, dan istri yang kedua bernama “Sitti Hajar”.
Mulanya Nabi Ibrahim As tidak memperoleh anak dengan istrinya Siti Sarah, kemudian Nabi Ibrahim As dengan Siti Hajar, barulah Siti Hajar ini memperoleh anak bernama Ismail.
Setelah usia Sarah agak lanjut, barulah beliau mendapat putra dari Siti Sarah, yaitu Ishak, dan Ishak inilah yang menurunkan anak bernama Ya’qub.
Menurut riwayat keturunan Nabi Ishak ialah akhirnya menurunkan Nabi Musa, dan dari keturunan Nabi Ismail inilah yang menurunkan Nabi Muhammad SAW. Artinya, menurut silsilah, Nabi Ismail adalah nenek Nabi Muhammad SAW yang keduapuluh.
Kisah Nabi Ibrahim As Berdebat Dengan Raja Namrud
Namrud : Ibrahim, Siapakah yang menjadikan alam ini?
Ibrahim : Yang menjadikan alam ini adalah Dzat yang dapat menghidupkan dan yang dapat mematikan dan berkuasa atas segala-galanya.
Namrud : “aku juga berkuasa, barangsiapa yang aku perintahkan untuk membunuhnya, maka matilah ia, dan apabila aku tidak bunuh ia, maka hiduplah dia.”
Ibrahim : Tuhan kamilah yang menerbitkan matahari dari sebelah Timur, maka cobalah kamu putar terbitnya dari sebelah barat. Mendengar perkataan Ibrahim itu, maka tercenganglah ia tak dapat menjawab. Akhirnya Namrud dan pengikutnya disiksa oleh Allah dengan nyamuk yang sangat banyak sekali dan Namrud sendiri dimasuki nyamuk lubang telinganya sampai mati.
Demikianlah artikel yang menjelaskan tentang Kisah Nabi Ibrahim As. Semoga bermanfaat. . . .
SELAMAT BELAJAR. . .
SUMBER: BUKU RIWAYAT 25 NABI & RASUL - Drs. MOH. RIFAI - 1976
Gambar tentang Kisah Nabi Ibrahim As |
loading...