loading...
KISAH NABI NUH AS
Kali ini Ahli Artikel akan membahas mengenai kisah salah satu dari 25 Nabi yaitu Nabi Nuh As. Mari kita sama-sama menyimak penjelasan artikel yang berjudul Kisah Nabi Nuh As di bawah ini.
Kisah Nabi Nuh As
Kisah Nabi Nuh As| Nabi Nuh As adalah seorang Rasul Allah SWT yang diutus di negeri Armenia. Nabi Nuh As adalah keturunan yang kesepuluh dari Nabi Aadam As. Nabi Nuh As mengajarkan kepada kaumnya agar mereka bertuhan hanya kepada Allah SWT. Tetapi, pada masa itu manusia tidak menghiraukan ajaran-ajaran Nabi Nuh As, bahkan mereka menentangnya. Mulai usia 40 tahun sampai usia 950 tahun, Nabi Nuh As mengembangkan agama tetapi, manusia tidak mau tunduk, dan bahkan membenci Nabi Nuh As, hanya sedikit sekali manusia pada masa itu yang mau beriman dan mengikuti ajaran Nabi Nuh As.
Di dalam Al Qur’an surah Hud, ayat 25 dikatakan:
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya seraya berkata: “Sesungguhnya saya adalah seorang yang memberi peringatan tegas kepadamu.”
Surah Hud, ayat 26, dinyatakan:
“Janganlah kamu menyembah selain Allah dan saya takut bila Tuhan menimpakan atas kamu adzab hari yang pedih.”
Surah Hud, ayat 28, adalah:
“Ia berkata: “Hai kaumku! Bagaimanakah fikiranmu, jika aku atas kebenaran dari Tuhanku, dan Ia memberi rahmat kepadaku dari sisi-Nya, lalu digelapkan (keterangan) itu buat kamu? Apakah bisa kami paksa kamu (menerimanya) padahal kamu tidak suka kepadanya.”
Surah Hud, ayat 29, dikatakan bahwa:
“Dan hai kaumku! Aku tidak minta harta kepada kamu tentang itu, (karena) tidak ada balasanku, melainkan (terserah) kepada Allah, dan bukan aku ini pengusir orang-orang yang beriman, sesungguhnya mereka akan bertemu Tuhan mereka, tetapi aku melihat kamu sebagai kaum yang bodoh.”
Surah Hud, ayat 30, yaitu:
“ Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolong akan daku dari (siksaan) Allah, jika aku usir mereka? Apakah kamu tidak mahu sadar?”
Surah Hud ayat 31, adalah:
“Dan aku tidak berkata kepada kamu: Di sisiku ada perbendaharaan Allah dan aku tidak mengaku mengetahui barang yang ghaib, dan saya tidak berkata: Aku ini malak (malaikat) dan tidak aku berkata tentang orang-orang yg dihinakan oleh pandangan-pandangan kamu, (bahwa) Allah tidak akan memberi kebaikan kepada mereka, Allah lebih mengetahui apa yang ada di dalam diri mereka, sesungguhnya aku kalau begitu adalah dari orang-orang yang dzalim.”
Seruan Nabi Nuh As itu mereka sambut dengan ejekan-ejekan, dan hinaan-hinaan kepada Nabi Nuh As, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surah Hud ayat 32, ialah:
“Hai Nuh! Sesungguhnya engkau telah mengajak berdebat dengan kami, banyak benar debatmu itu. Cobalah engkau datangkan kepada kami siksaan yang engkau janjikan kepada kami ini, jika sekiranya engkau orang-orang yang benar.”
Akhirnya datanglah perintah Allah kepada Nabi Nuh As untuk membuat kapal perahu. Ketika kapal itu dikerjakan, Bermacam-macam penghinaan datang kepada Nabi Nuh As.
Segala ejekan dan hinaan itu disambut oleh Nabi Nuh As dengan tenang dan sabar seraya berkata: Sesungguhnya kamu ini mengejek dan menghina aku, tetapi sebentar lagi kamu akan dapat merasakan akibat kekufuranmu. Kemudian tidak lama selesailah kapal perahu itu dibuat, dan janji Allah itu pun tiba, yaitu datangnya hujan badai yang tidak ada henti-hentinya berhari-hari lamanya, dan mata air juga bersemburan dari perut bumi, sehinga air bertambah tingi hari demi hari, maka dunia pun menjadi lautan yang besar.
Demikianlah diterangkan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an surah Hud ayat 40, di bawah ini:
“ Seketika datang perintah Allah dan telah terbit air (mendidih bumi), Kami berkata: Bawalah padanya dua sepasang dari tiap-tiap jenis, dan ahlimu, kecuali orang yang telah ditentukan lebih dahulu atasnya siksaan dan orang yang beriman, padahal tidak ada yang beriman kepadanya melainkan sedikit.”
Nabi Nuh As dan orang-orang yang beriman selamat, naik perahu itu, sedangkan yang lainnya habis tenggelam dan hanyut dalam banjir itu. Anak kandung Nabi Nuh As yang tidak beriman juga mati tenggelam. Dalam kapal ini dinaikkan juga binatang, burung-burung dan sebagainya, masing-masing berpasangan, jantan dan betina serta ada cukup perbekalan untuk makan.
Ajakan Nabi Nuh As kepada anaknya disebutkan dalam Al Qur’an surah Hud ayat 42, yaitu:
“ Hai anakku! Naiklah engkau di atas kapal bersama-sama kami dan janganlah engkau bersama-sama dengan orang yang kafir.”
Ajakan Nabi Nuh As dijawab oleh anaknya sebagaimana digambarkan dalam Al Qur’an surah Hud ayat 43:
“Ia menjawab: Saya akan pergi ke atas puncak gunung, yang akan melindungi kami dari air tofan ini. Sahut Nabi Nuh, “tidak seorangpun yang dapat terpelihara sekarang ini daripada siksaan Allah, kecuali orang yang dikasihi-Nya. Lalu gelombang itu membatas (memisahkan) antara keduanya, hingga ia masuk golongan orang-orang yang tenggelam.”
Demikianlah jika siksaan Allah telah datang, maka tidak pandang bulu, siapapun yang mendurhakai Allah pasti akan ditimpa adzab itu, dalam hal ini meskipun anak kandung para Rasul tidak akan dapat tertolong, apabila durhaka kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam surah Hud ayat 45:
“Kemudian Nuh menyeru Tuhan: Ya Tuhanku! Sesungguhnya anakku itu adalah keluargaku, sunggu janji Tuhan itu benar, dan Engkau seadil-adilnya yang memberi hukuman.”
Selanjutnya Allah berfirman dalam Al Qur’an surah Hud ayat 46, yaitu:
“Allah berkata: Hai Nuh! Sesungguhnya ia itu bukan dari ahlimu, karena sesungguhnya (amalnya itu) amal yang tidak baik, oleh karena itu janganlah minta kepada-Ku apa yang engkau tidak tahu, sesungguhnya Aku memberi nasehat kepadamu, supaya engkau tidak jadi dari golongan orang-orang yang bodoh.”
Kemudian Nabi Nuh As memohon ampunan kepada Allah SWT, sebagaimana dalam Al Qur’an surah Hud ayat 47:
“Ia berkata: Hai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada meminta apa yang tidak ada padaku pengetahuan padanya; dan jika Engkau tidak ampunkan daku dan tidak kasihan akan daku, nisacaya jadilah aku dari orang-orang yang merugi.”
Setelah orang kafir tenggelam telah habis dilanda air bah yang dahsyat, barulah air itu mulai surut setelah diperintah Allah, menjadi surut dan kering. Seperti firman Allah dalam Al Qur’an surah Hud ayat 44, yaitu:
“Dan dikatakan: Hai bumi! Telanlah airmu, dan hai langit berhentilah! Laut surutlah air dan bereslah urusan serta berhentilah (kapal Nuh) atas gunung Judi, dan dikatakan pula: Kebinasaanlah bagi kaum yang zhalim itu.”
Selanjutnya firman Allah dalam Al Qur’an surah Hud ayat 48:
“Dikatakanlah: Hai Nuh! Turunlah dengan selamat dan barakat dari Kami atasmu dan atas umat-umat yang bersama samamu, tetapi ada beberapa golongan yang Kami akan senangkan mereka, kemudian akan mengenai mereka adzab yang pedih dari Kami.”
Nabi Nuh As diutus Allah kepada umatnya dan tinggal bersama mereka selama 950 tahun. Beliau inilah seorang Nabi yang sering menangis memikirkan kaumnya yang sangat mendurhakai Allah, sehingga sekian lamanya beliau mengajak dan menyerukan dakwahnya kepada kaumnya, namun hanya sedikit sekali yang beriman kepada Allah SWT.
Sekianlah artikel yang berjudul kisah Nabi Nuh As. Semoga bermanfaat.
SELAMAT BELAJAR. . . .
SUMBER: BUKU RIWAYAT 25 NABI & RASUL - Drs. MOH. RIFAI - 1976
loading...