loading...
GAYA KEPEMIMPINAN BERDASARKAN ORIENTASI TUGAS
Pada kesempatan kali ini, Ahli Artikel akan membagikan sebuah artikel yang berjudul Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Orientasi Tugas. Silahkan di baca sampai habis yah.
Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Orientasi Tugas
Berdasarkan dua tugas kepemimpinan utama yang telah diuraikan sebelumnya yang bisa anda baca disini. Pada saat dahulu kala, orang-orang hanya mengenal dua gaya kepemimpinan saja. Pertama gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (task oriented). Kedua, kepemimpinan yang berorientasi pada manusia (human relationship oriented). Dari dua bidang tugas kepemimpinan itu, akhir-akhir ini dikembangkan menjadi teori 4 (empat) gaya kepemimpinan dasar yang akan diuraikan dibawah ini:
1. Kekompakan Tinggi Dan Kerja Rendah.
Kekompakan tinggi dan kerja rendah. Gaya kepemimpinan ini berusaha menjaga hubungan yang baik, suasana keakraban dan kekompakan kelompok, tetapi kurang memperhatikan unsur-unsur tercapainya tujuan suatu kelompok atau penyelesaian tugas secara bersama-sama. Inilah gaya kepemimpinan dalam beberapa perkumpulan-perkumpulan sosial rekreatif. Dalam kelompok-kelompok semacam itu, seperti kelompok rekreasi, sebagian besar perhatian diberikan kepada hubungan antar sesama anggota, keakraban, dukungan dan relaksasi. Kerja kelompok, hanya diadakan sekali-sekali saja. Oleh karena itu, gaya ini tidak akan jalan bila dipergunakan oleh kelompok yang memiliki tujuan untuk mencapai sesuatu (kelompok produktif). Karena tujuan kelompok produktif, bukanlah keakraban dan kegembiraan bersama, tetapi selesainya suatu tugas, dan tercapainya tujuan. Dengan gaya kepemimpinan ini, para anggota yang memiliki minat pada hasil kerja bersama akan kecewa, karena mereka mengira bahwa mereka berkumpul untuk mengerjakan sesuatu, tetapi ternyata mereka berkumpul hanya untuk bersenang-senang agar bisa bertambah akrab. Suasana akrab tidak dapat bertahan lama. Meskipun begitu, gaya kepemimpinan ini sangat cocok dan tepat untuk kelompok yang mempunyai perkembangan yang baik dan efektif dimasa lalu, tetapi menghadapi masalah atau situasi yang melenyapkan semangat para anggotanya. Gaya kepemipinan ini bermanfaat untuk mempengaruhi semangat kelompok, motivasi bersama, dan rasa setia kawan. Gaya kepemimpinan ini cocok dipergunakan untuk suatu kelompok yang diharapkan bisa produktif, dan untuk sementara membutuhkan suntikan semangat dan antusiasme. Gaya kepemimpinan ini juga bagus untuk kelompok yang pada masa lampau kurang memperhatikan pribadi-pribadi para anggotanya dan terlalu sibuk dengan urusan menyelesaikan masalah-masalah atau mengatasi situasi yang menekan, demi tercapainya tujuan bersama.
2. Kerja Tinggi Dan Kekompakan Rendah
Kerja Tinggi Dan Kekompakan Rendah. Gaya kepemimpinan ini menekankan segi penyelesaian tugas dan tercapainya tujuan kelompok. Gaya kepemimpinan ini menampilkan gaya kepemimpinan yang amat direktif. Gaya kepemimpinan ini sangat cocok diterapkan pada kelompok yang baru dibentuk, yang membutuhkan tujuan dan sasaran yang jelas, dan kelompok yang telah kehilangan arah, kehilangan tujuan dan sasaran, kacau dan tidak berarti lagi. Gaya kepemimpinan ini memberikan kejelasan tujuan dan sasaran serta pengawasan yang ketat atas usaha mencapai tujuan dan sasaran itu. Gaya kepemimpinan yang direktif ini tepat digunakan dalam usaha dagang yang penuh dengan persaingan, dan situasi gawat darurat di kalangan militer.
Namun, gaya kepemimpinan ini tidak cocok bagi kelompok yang sudah jadi, yang telah mampu berdikari, mengerti dengan jelas tujuan dan sasarannya, dan mempunyai cara-cara yang baik dalam mencapai tujuan dan sasarannya itu dengan sukses. Biasanya, kelompok yang sudah jadi tidak mau untuk terlalu diarahkan. Bagi kelompok yang sudah jadi, gaya kepemipinan seperti ini akan terasa seperti diktator dan merusak. Para anggota akan merasa terlalu diarahkan, didikte, dan terus menerus harus tunduk, dan taat serta patuh. Akibatnya, para anggota akan kehilangan minat untuk tetap berada dalam kelompok. Alhasil kelompok akan bubar dan tercerai berai.
Gaya kepemimpinan ini dapat berguna jika dipergunakan sesuai dengan situasi kelompok. Namun gaya kepemimpinan ini tidak akan berhasil jika digunakan dalam jangka waktu yang terlalu lama.
3. Kerja Rendah dan Kekompakan Rendah.
Kerja rendah dan kekompakan rendah. Gaya kepemimpinan ini adalah gaya kepemimpinan yang kurang menekankan penyelesaian tugas dan kekompakan kelompok. Gaya kepemimpinan ini sangat cocok untuk kelmpok yang sudah memiliki kejelasan akan tujuan dan sasarannya, gamblang akan cara untuk mencapai tujuan dan sasarannya, serta telah mengetahui cara menjaga kehidupan berkelompok selama mencapai tujuan dan sasarannya. Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang sangat menggairahkan bagi kelompok yang sudah sangat jadi. Keputusan untuk menggunakan gaya kepemimpinan ini sangat tergantung kepada sejarah dan kekompakan kelompok yang ada. Jika kelompok memang sudah matang, tugas pemimpin menjadi terbatas dan melengkapi hal-hal yang belum ditangani kelompok. Sumbangan terbesar yang diharapkan dari pemimpin oleh kelompok yang sudah matang adalah mensharingkan visinya dan membantu para anggota menciptakan visi kedepan.
Namun, gaya kepemimpinan ini tidak cocok dipergunakan untuk kelompok yang belum jadi. Gaya kepemimpinan ini lemah dan tidak akan menghasilkan apa-apa pada kelompok yang belum jadi. Gaya kepemimpinan ini akan dilihat sebagai “banci” oleh kelompok yang belum jadi. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan seperti ini dinilai tidak memberikan kekuatan, hidup, dan kejelasan arah yang diharapkan sehingga kelompok yang belum jadi akan merasa bahwa mereka dalam keadaan “tanpa pemimpin”. Akibatnya kelompok akan bingung dan tidak tahu akan berbuat apa.
4. Kerja Tinggi dan Kekompakan Tinggi.
Gaya kepemimpinan ini menjaga kerja dan kekompakan kepemimpinan yang tinggi. Gaya kepemimpinan ini cocok digunakan untuk membentuk sebuah kelompok baru. Kelompok yang baru dibentuk membutuhkan kejelasan tujuan dan sasaran, struktur kerja untuk mencapai tujuan dan sasaran itu, serta usaha untuk membina hubungan antar anggota. Sewaktu menggunakan gaya kepemimpinan ini untuk membentuk kelompok, para pemimpin harus melengkapinya dengan contoh. Pemimpin perlu menjadi model, contoh, dan panutan dengan menunjukkan perilaku yang membuat kelompok menjadi efektif dan puas. Ketika para anggota kelompok sudah mulai mampu menjalankan tugas yang berhubungan dengan penyelesaian tugas bersama dan tugas yang berhubungan dengan pengembangan kekompakan kelompok, pemimpin hanya harus mendukungnya. Tujuannya ialah membantu kelompok menjadi kelompok yang matang, dan mampu menjalankan tugas kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan ini tidak cocok diterapkan, jika tugas menyelesaikan kerja dan menjaga kekompakan kelompok sudah bisa ditangani oleh kebanyakan anggota kelompok dengan sangat baik. Sebab akan merusak pertumbuhan kelompok menuju pada kedewasaan dan membuat para anggota kelompok memiliki efek ketergantungan terhadap pemimpin. Gaya kepemimpinan ini juga tidak cocok dipakai pada kelompok yang telah matang, karena para anggota akan merasa bahwa kemampuan dan bakat mereka tidak digunakan dengan baik.
Keempat gaya kepemimpinan yang dipaparkan diatas, tidak ada yang lebih baik maupun yang lebih buruk. Kepemimpinan adalah situasional. Kepemimpinan yang baik tergantung dari kemampuan pemimpin untuk menilai keadaan kelompok dan memberikan gaya kepemimpinan yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat perkembangan kelompok. Kelompok tidak terus menerus berada dalam tingkat atau keadaan yang sama. Kelompok dapat berubah dengan beribu-ribu alasan yang menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, kita tidak boleh mati-matian memegang suatu gaya kepemimpinan tertentu, tetapi harus selalu disesuaikan dengan keadaan kelompok yang dipimpin.
Demikianlah penjelasan artikel yang membahas tentang Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Orientasi Tugas. Semoga para pembaca setia Ahli Artikel bisa memahami dan menerapkannya di kehidupan sehar-hari sehingga bisa menjadi pemimpin yang baik. . .
SELAMAT BELAJAR. . . .
SUMBER: BUKU KEPEMIMPINAN-TEORI DAN PENGEMBANGANNYA-CHARLES J.KEATING-1986
Gambar tentang Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Orientasi Tugas |
loading...