loading...
Nah, pada kesempatan kali ini, Ahli Artikel akan membagikan sebuah artikel yang membahas tentang Kepemimpinan: Cara Menjalankan Delegasi. Silahkan di simak artikelnya di bawah ini.
Kepemimpinan: Cara Menjalankan Delegasi
Seperti keahlian yang lainnya, delegasi juga perlu untuk dipelajari. Pada awalnya delegasi akan terasa sangat tidak enak dan sangat menakutkan untuk dilakukan. Namun, Mengingat banyaknya tanggung jawab yang harus kita pikul dalam peranan kita sebagai pemimpin, dan sangat tidak mungkin untuk menyelesaikan semua tugas itu sendirian, maka kita perlu mempelajari cara menjalankan delegasi. Dalam delegasi tentu saja ada rasa takut, dan juga ada resiko. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dan jarak antara kita dan orang yang kita serahi delegasi. Tetapi, jangan sampai rasa takut itu menghilangkan pentingnya delegasi dalam pikiran kita.
Untuk memahami bagaimana cara menjalankan delegasi, kita harus mengetahui apa-apa saja unsur yang berkaitan dengan delegasi, diantaranya adalah:
1. Apa yang didelegasikan
Apa saja tugas-tugas penting yang akan didelegasikan. Pada umumnya, orang tidak akan menyukai jika diberikan tugas-tugas yang sepele dan dipandang orang sebagai mengerjakan tugas-tugas yang biasa. Delegasi, tidak dilakukan karena tugas itu tidak penting, tidak menyenangkan, atau menganggu. Pemimpin, menjalankan delegasi untuk membebaskan diri agar dapat mengerjakan tugas yang lebih penting dalam tugas kepemimpinan. Orang yang menyerahkan delegasi tidak boleh berkata bahwa tugas yang didelegasikan itu penting, jika nyatanya tidak. Pemimpin harus mengatakan apa adanya. Jika seorang pemimpin berkata bohong mengenai delegasi, maka orang yang diserahi tugas delegasi akan merasa bahwa dirinya dipermainkan dan hanya dimanfaatkan secara tidak tepat.
2. Komunikasi terbuka antara orang yang menyerahkan dan menerima delegasi.
Diantara orang yang menyerahkan delegasi dan yang menerima delegasi, perlu dilakukan komunikasi, tukar pikiran, dan menemukan kesepakatan bersama mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugas yang didelegasikan itu. Hal ini bertujuan agar yang menerima delegasi bisa memahami dengan betul tugas yang hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas yang didelegasikan kepadanya, seperti cara melaksanakan tugas itu, orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan tugas itu, jangka waktu pelaksanaan tugas, hasil yang diharapkan terjadi, dan lain-lain.
3. Kejelasan isi Delegasi.
Tugas yang didelegasikan bisa saja memiliki sifat yang rumit dan jangkauan yang sangat luas. Orang yang memberikan delegasi tidak selalu mengetahui seluruh lingkup tugas itu sampai sekecil-kecilnya. Tetapi dia harus mengetahui tujuan dan sasaran tugas yang didelegasikan, lingkupnya, jangka waktu, dan garis besar pengerjaannya. Tentang semua hal itu, orang yang diserahi delegasi belum tentu dapat menangkap dengan cepat segala informasi yang berkaitan dengan tugas yang didelegasikannya. Pembahasan yang lengkap dan mendalam antara orang yang menyerahkan delegasi dan orang yang diserahi delegasi harus diadakan untuk mengolah dan menjernihkan hal-hal semacam itu. Dengan pembahasan itu kedua-duanya sampai pada kejelasan yang maksimal mengenai apa tepatnya tugas yang didelegasikan, di mana garis batas-batasannya, berapa lama jangka waktu pengerjaannya dan bagaimana persisnya cara mengerjakannya.
4. Harapan yang diletakkan pada orang yang diserahi delegasi.
Orang yang diserahi delegasi sebaiknya diberitahu apa yang diharapkan darinya. Apakah dia diberi kuasa untuk mengambil keputusan dan bertindak, dengan atau tanpa persetujuan orang yang menyerahkan delegasi. Bagaimana dia bisa mengetahui sudah sejauh mana proses dalam pelaksanaan tugasnya? Bagaimana dia tahu jika tugasnya telah selesai? Harapan itu perlu disesuaikan dengan proses pelaksanaan tugas dan perubahan situasi. Maka orang yang menyerahkan delegasi perlu selalu bersedia untuk menerima orang yang diserahi tugas guna mengadakan perubahan dan konsultasi mengenai seluk-beluk yang berhubungan dengan tugas yang sedang dilaksanakan.
5. Kekuasaan yang diserahkan.
Tingkat besarnya kekuasaan (authority), yang didelegasikan tergantung pada tingkat delegasi: delegasi untuk mendapatkan informasi; delegasi untuk memberikan nasihat atas informasi yang sudah terkumpul; delegasi untuk mengusulkan suatu keputusan kepada orang yang menyerahkan delegasi; delegasi untuk membuat keputusan bagi orang yang menyerahkan delegasi; delegasi untuk membuat keputusan, tetapi pelaksanaannya harus disetujui oleh orang yang menyerahkan delegasi; delegasi untuk mengambil keputusan dan bertindak. Dari deretan delegasi itu dapatlah dilihat berapa besar kecilnya kekuasaan yang didelegasikan. Delegasi untuk mencari informasi, riset, tentu lebih kecil kekuasaannya daripada delegasi untuk mengambil keputusan dan bertindak.
6. Pengawasan yang wajar.
Seperti dalam sistem pengelolaan yang baik, delegasi yang baik menuntut tindakan lebih lanjut (follow-up). Orang yang menyerahkan delegasi perlu perlu tetap mengikuti jalannya pelaksanaan pekerjaan yang sudah diserahkan demi dirinya sendiri dan demi orang yang diserahi delegasi. Dengan pengawasan itu kekecewaan atas pelaksanaan tugas dapat dihindari, atau paling tidak dapat diantisipasi dengan baik.
7. Orang yang diserahi delegasi.
Pemimpin tidak bisa begitu saja memberi delegasi kepada setiap orang. Harus ada rasa saling percaya antara orang yang memberikan delegasi dan orang yang diberikan delegasi. Pemimpin harus mempunyai alasan kuat bahwa orang yang diberikan delegasi mempunyai waktu dan kemauan untuk melakukan delegasi yang di tugaskan, sehingga dia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Proses di bawah ini bisa membantu proses delegasi, yaitu:
1. Perhatikanlah orang yang hendak kita beri delegasi, mengapa orang itu kita minta, dan apa tepatnya hal yang akan kita minta kepadanya.
2. Jelaskanla permintaan itu dengan tenang dan situasi santai. Orang yang akan kita serahi delegasi kita beri latarbelakang tugas dan hal-hal yang mungkin akan berhubungan dalam tugas itu.
3. Sampaikanlah harapan kita kepadanya dan jelaskanlah kekuasaan yang kita berikan kepadanya. Kemudian mintalah dia mulai bekerja melaksanakan tugas yang kita serahkan kepadanya.
4. Jika dia sanggup, beritahukan bagaimana cara kita dapat membantunya demi kesuksesan pelaksanaan tugas delegasi itu.
5. Kita harus mematuhi setiap kesepakatan yang telah kita buat. Apabila kita ingin melakukan perubahan, bicarakanlah dengan dia dan utarakan alasan-alasannya. Dukunglah dia dalam menjalankan tugasnya. Jika delegasi sudah selesai ucapkan terima kasih kepadanya, bahkan di muka umum sekalipun.
Inilah akhir dari artikel yang membahas tentang Kepemimpinan: Cara Menjalankan Delegasi. Semoga bermanfaat.
SELAMAT BELAJAR. .. . . . . .
SUMBER: BUKU KEPEMIMPINAN-TEORI DAN PENGEMBANGANNYA-CHARLES J.KEATING-1986
loading...