Kumpulan berbagai macam artikel pembelajaran dan artikel unik

Monday, 5 September 2016

KISAH NABI ISMAIL AS

loading...

KISAH NABI ISMAIL AS
Sekarang, giliran pembahasan artikel yang berjudul Kisah Nabi Ismail As. Untuk menambah wawasan agama Islam, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu kisah-kisah nabi dan rasul yang merupakan suritauladan dalam menjalani kehidupan sebagai umat muslim. Untuk itu mari kita simak bersama-sama artikel yang berjudul Kisah Nabi Ismail As di bawah ini:

Kisah Nabi Ismail As
Kisah Nabi Ismail As| Kisah Nabi Ismail As adalah anak dari Nabi Ibrahim As dan ibunya Siti Hajar. Nabi Ibrahim mempunyai dua orang istri, yang pertama Siti Sarah, dan mulanya ia tidak mempunyai anak, kemudian Nabi Ibrahim menikah lagi dengan Siti Hajar.

Istri tua Nabi Ibrahim yang bernama Siti Sarah, dari mudanya sudah mandul, dan karena beliau ingin memiliki anak, maka setelah usia lanjut, ia dikaruniai anak laki-laki yang bernama Ishak.

Ternyata Siti Sarah merasa kurang senang melihat Siti Hajar sebagai madunya. Demikianlah sebagaimana layaknya sifat wanita, apalagi madunya sudah mendapatkan anak sedangkan ia sendiri belum dikaruniai anak.

Kemudian Nabi Ibrahim membawa pindah isterinya Siti Hajar bersama bayinya (Nabi Ismail) ke negeri Mekkah yang pada waktu itu masih merupakan lautan padang pasir yang belum ada manusia sorangpun di masa itu. Kemudian Nabi Ibrahim berdoa kepada Tuhan sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Al Qur’an surah Ibrahim ayat 37:
“Ya Tuhan kami! Sesungguhnya saya telah menempatkan anak keturunan saya di lembah yang tidak bertanam tanaman (Mekah) di dekat Ka’bah yang mulia. Ya Tuhan kami! Semoga mereka tetap mendirikan Shalat. Hendaklah engkau menjadikan hati manusia rindu kepada mereka, berilah mereka rizqi yang berupa buah-buahan, mudah-mudahan mereka mengucap syukur kepada Tuhan.”

Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim kembali ke negeri Syam. Ketika Siti Hajar telah kehabisan air, iapun merasa haus, karena itu air susunya terasa kering dan bayinya pun (Nabi Ismail) menderita karena kekurangan air susu. Siti Hajar lalu mondar-mandir mencari air sehingga sampai ke bukit Shafa, namun tidak pula menemukan air.

Bolak-balik Siti Hajar dari Shafa ke Marwah sewaktu beliau mencari air, hingga sekarang dijadikan sebagai rukun ibadah haji yang dinamakan Sa’I (pulang balik antara Shafa dan Marwah 7 kali).

Tidak lama kemudian, Siti Hajar mendengar suara Malaikat Jibril dan Siti Hajar dibawa Malaikat Jibril ke tempat air Zamzam, maka dihentakkan kakinya, lalu memancarlah mata air, dan Siti Hajar pun tergesa-gesa mengambil airnya. Ketika itu airnya melimpah-limpah kemana-mana, kemudian Malaikat Jibril berkata: “Zam-zam!” artinya “berkumpullah”. Kemudian air itu berkumpul dan sampai sekarang mata air itu diberi nama Zamzam.

Kemudian Malaikat Jibril berkata: Hai Siti Hajar janganlah engkau takut akan kehausan disini, karena sesungguhnya Allah menjadikan air ini untuk minuman orang-orang yang ada di sini. Dan air inilah terus akan mengalir dan tidak akan henti-hentinya, dan nanti Ibrahim akan kembali pula ke sini untuk mendirikan Ka’bah.

Pada suatu hari datanglah rombongan orang Arab Jurham dan kebetulan mereka sangat haus sehingga mereka mencari air. Tiba-tiba terlihatlah oleh mereka burung-burung yang berterbangan di atas suatu bukit. Orang-orang Arab itu tahu biasanya burung-burung itu senang pada air, dan mereka menduga bahwa di sana pasti ada air. Maka ke sanalah mereka untuk mencari air. Dugaan itu betul, karena setelah di sana mereka menemukan air dan bertemu dengan Siti Hajar dan bayinya (Nabi Ismail). Mereka meminta air kepada Siti Hajar untuk minum sehingga mereka merasa puas.

Kemudian Nabi Ibrahim kembali ke Mekah untuk menemui anak istrinya, maka alangkah tercengangnya beliau melihat air yang memancar tiada kurang-kurangnya, dan terlihat pula disana sudah menjadi desa yang subur makmur, sedangkan Siti Hajar telah berbahagia karena hidupnya mempunyai harta benda yang cukup.

Siti Hajar menceritakan halnya itu kepada suaminya dan Nabi Ibrahim memuji kebesaran Allah SWT yang telah mengabulkan doanya yang telah lalu. Kemudian Nabi Ibrahim mendirikan Ka’bah (Baitullah) yang dewasa ini menjadi kiblat tempat manusia beribadah kepada Allah.

Ka’bah tersebut hingga sekarang masih terus dikunjungi umat muslim, sebagai ibadah haji yang wajib bagi yang mampu menunaikannya.

Di sini terlihat jelas, bahwa orang yang mula-mula mendirikan Ka’bah adalah Nabi Ibrahim dan anaknya (Nabi Ismail), sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 127-129, yaitu:
"Ketika Ibrahim dan Ismail menegakkan Baitullah, keduanya berdoa: Ya Allah Tuhan kami! Terimalah kerja kami ini. Sungguh Engkaulah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami! Jadikanlah kami dan keturunan kami ummat yang menyerahkan diri kepada Engkau, dan perlihatkanlah kepada kami ibadah kami dan beri ampunlah kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih. “Ya Tuhan kami! Bangkitkanlah seorang utusan dari antara mereka itu yang mengajarkan ayat dan kitab serta segala hikmah dan yang akan membersihkan dari dosa-dosa. Engkaulah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.”

Kisah Nabi Ismail AS Berkurban
Nabi Ismail seorang anak yang shaleh, ketika beliau mulai dewasa, Nabi Ibrahim berkata kepadanya: “ Hai anakku! Saya telah bermimpi, didalam tidur seolah-olah saya menyembelih engkau, maka bagaimanakah pendapatmu?
Nabi Ismail menjawab: “ wahai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, yaitu menyembelihku, nanti bapak akan melihat aku berhati sabar, Insya Allah!”

Perintah Allah ini dilaksanakan oleh ayahnya, Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ismail pun patuh melaksanakan perintah itu. Dikala perintah ini sedang dilaksanakan, yakni diwaktu Nabi Ismail akan disembelih, Tuhan berfirman sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an surah Ash Shaffat ayat 104-107:
“ Kami menyeru kepada Ibrahim: “Sesungguhnya telah engkau turuti mimpi itu, dan Kami akan membalas kepada orang yang berbuat baik dan sesungguhnya ini adalah cobaan yang terang dari Allah, maka kami tebusi anaknya itu dengan seekor biri-biri yang besar.”

Itulah gambaran ketinggian dan ketaatan Nabi Ismail dalam melaksanakan perintah-perintah Allah, walaupun jiwa dan raganyapun diserahkan kepada Allah.

Kisah Nabi Ismail AS Menikah
Nabi Ismail As setelah dewasa, kemudian menikah dengan seorang wanita dari Jurhum.
Pada suatu ketika Nabi Ibrahim datang ke rumah anaknya Nabi Ismail, namun Nabi Ismail tidak berada dirumah, yang ada waktu itu hanya menantunya. Kemudian Nabi Ibrahim pulang karena rupanya tidak diterima dengan baik oleh menantunya itu. Nabi Ibrahim meminta ijin pulang dengan meninggalkan pesan untuk anaknya Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim berkata: “Jika suamimu datang nanti, katakanlah bahwa saya datang kemari, ceritakanlah ada orang tua sifatnya begini, dan berpesan kepadanya, bahwa saya ini tidak suka kepada gawang pintu rumah ini dan minta supaya lekas ditukarnya.”

Setelah suaminya datang, diceritakanlah hal itu kepada suaminya Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ismail berkata: “ Itulah dia ayahku (Nabi Ibrahim) dan rupanya engkau tidak menghiraukan dan menghormati ayahku, sekarang engkau saya cerai sebab ayahku tidak menyukai orang yang berperangai rendah.”

Kemudian Nabi Ismail menikah lagi dengan seorang wanita Jurhum juga, dan kepada menantu ini, Nabi Ibrahim sangat menyukainya.

Nabi Ismail dianugerahi Allah SWT keturunan yang banyak dan anak-anaknya itu menjadi pemimpin kaumnya dan mereka itu dinamakan Arab Musta’ribah.

Untuk mengembalikan bangsa Arab dari kesesatan menyembah berhala dan berbagai kepercayaan-kepercayaan palsu, akhirnya diutuslah oleh Allah SWT seorang Nabi dari keturunan Nabi Ismail dan Ibrahim, yaitu Nabi Muhammad SAW. Nabi Ismail adalah kakek Nabi Muhammad SAW yang ke 20.

Menurut riwayat, Nabi Ismail meninggal dunia dalam usia 137 tahun di negeri Palestina, dan menurut riwayat lain Nabi Ismail meninggal bukan di Palestina tapi di Mekkah.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah berwasiat kepada anak cucunya, yaitu: “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih Islam menjadi agamamu, karena itu janganlah kamu mati kecuali tetap dalam ke Islaman.”

Demikianlah artikel yang berjudul Kisah Nabi Ismail AS. Semoga bisa membuat kita belajar lebih banyak lagi tentang salah satu tauladan umat muslim.
SELAMAT BELAJAR. . . . .

SUMBER: BUKU RIWAYAT 25 NABI & RASUL - Drs. MOH. RIFAI - 1976

Kisah Nabi Ismail AS
Gambar tentang Kisah Nabi Ismail AS


loading...
KISAH NABI ISMAIL AS Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown